Orang yang dibersihkan

 

From: "susanti rhetami"
To: <e_bacaan@yahoo.com>
Subject: 
Date: Thursday, October 21, 2004 10:36 PM


Salamun'alaikum

Salam perkenalan dari saya Sulaeman, suami dari Susanti. Terus terang selama ini saya selalu ikut dan menemani selama istri saya menulis surat ke laman website Saudara. 

Alhamdulillah saya panjatkan puji dan syukur kepada Allah bahwa saya dan keluarga diberi kesempatan dan dibukakan pintu hati untuk tidak menolak kebenaran yang datang kepada kami. 

Keyakinan kepada Al Qur'an sebagai satu-satunya ajaran bagi manusia sebenarnya telah ditanamkan kepada saya secara bertahap melalui orang tua dan guru-guru saya sejak lebih kurang 26 tahun yang lalu. Namun disayangkan dalam pengamalannya sangat kurang bahkan terkesan selalu merasa diri paling benar sehingga menutup diri terhadap informasi dari luar dan terlalu mudah beri gelar 'kafir' bagi orang lain.

Sekali lagi kami bersyukur kepada Allah bahwa Dia telah menunjukkan secara halus 'pagelaran ayat-ayat-Nya' melalui perjalanan hidup sehingga kami tidak terbawa arus yang salah walaupun terus terang kami termasuk sekelompok kecil yang memisahkan diri dari kelompok besar para guru dan orang tua kami.

Senang berkenalan dengan Saudara sekeluarga. Mudah-mudahan walaupun kita berkomunikasi lewat tulisan di internet namun kita masih bisa saling menasehati di dalam kebenaran.

Terima kasih.

Salam

 

Salamun alaikum saudara Sulaeman dan keluarga.

Terima kasih atas kesanggupan saudara menulis kepada kami. Tentunya kesyukuran kepada Allah yang dibuat itu amat tepat sekali. Kerana hanya Dia yang beri petunjuk. Semoga kita semua kekal memegang janji yang dibuat dengan-Nya, iaitu "Engkau sahaja kami sembah, dan kepada Engkau sahaja kami memohon pertolongan".

Demikianlah satu contoh perjalanan hidup seorang hamba Allah yang tidak mahu tergolong dalam kumpulan majoriti manusia, dengan menolak ajaran yang di sekelilingnya walaupun gelaran "kafir" sering terdengar dan dilempar kepada orang-orang yang menolak kepercayaan aliran utama. 

Penolakan itu amat penting untuk dapat menerima yang benar dengan senang. Penolakan itu juga bererti menolak semua "tuhan" yang wujud yang selain daripada Allah. Penolakan itu jadikan manusia bersih. Hanya dalam keadaan bersih manusia menyentuh al-Qur'an. Kalau tidak, Kitab itu jadi suatu keraguan di dalam hati dan akhirnya ia ditolak.

Mungkin itu sebenarnya maksud Tuhan turunkan ayat-ayat berikut:

"Sesungguhnya ia adalah sebuah al-Qur'an yang mulia, Dalam Kitab yang tersembunyi, Tiada yang menyentuhnya kecuali orang-orang yang dibersihkan," (56:77-79)

Setelah menerima Kitab Allah dengan hati yang yakin, manusia sentiasa berdoa, memohon ditambah pengetahuan al-Kitab, seperti yang diajar-Nya berbunyi,

"Wahai Pemeliharaku, tambahkanlah aku dalam pengetahuan (al-Qur'an)." (20:114)

Dengan pengetahuan itu, yang dikurniakan Allah, manusia saling mengingatkan satu sama lain pula. Dan terus bersyukur kepada-Nya.


26 Oktober 2004
Ramadan 1425


Halaman Utama   Terkini   Perpustakaan   Artikel   Bacaan   E-Mail   Hiasan   Kalimat Pilihan
Keratan Akhbar   Penemuan   Soalan Lazim   Sudut Pelajar   Senarai Penulis   English Articles

Tulis kepada Pengurus Laman